Palu sidang berbunyi sebanyak dua kali ketukan menandakan bahwa saya resmi menjadi nahkoda di Estafet Obor 2021. Hal pertama yang saya lakukan adalah memilih Sekretaris dan Bendahara Estafet Obor kemudian saya menunjuk teman satu departemen yaitu Rani sebagai sekretaris dan Intan sebagai bendahara. Satu dua minggu setelah Musyker belum ada progres mengenai Estafet Obor 2021 dan kemudian tidak tau kapan waktu itu Ketua Umum P&K bilang kalau ada lomba pengabdian begitu yang diadakan oleh salah satu perusahaan BUMN kurang lebih mirip-mirip lah ya dengan Esbor programnya. Tapi yang membedakan adalah kalau perlombaan ini kita mengadakan acara segala bentuk finansial esbor 2021 dibiayai oleh perusahaan tersebut makanya secepat mungkin rapat dengan sekretaris dan bendahara esbor untuk membahas konsep esbor 2021.
Kemudian Ketua Umum memberitahu saya bahwasanya segera dibuat tim esbor yang lebih banyak lagi seperti ketua masing-masing divisi. Oiya sebenernya penunjukkan ketua divisi ada tahapan-tahapan yg lain dulu yaitu penggantian sekretaris dan bendahara esbor diganti karena ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. setelah itu aku menunjuk Devi dan Mudrikah tim inti dalam esbor nanti. Setelah itu kami bertiga berkoordinasi tentang bagaimana ini konsep tentang esbornya dan lomba, setelah berdiskusi lama kami pun sudah ada konsep dari acara esbor itu sendiri. Dari konsep itu saya membuat garis besarnya atau inti dari esbor sendiri adalah ada 3 kegiatan yaitu Pondok Edukasi, Pelita Peduli Lingkungan, dan Pelita Gempita. Nama pelita sendiri diambil dari tim lomba yang kami ikuti adalah lentera pelita.
Konsep sudah ada, rangkaian acara pun sudah tercatat tinggal menentukan daerah mana program sekiranya cocok kita terapkan. Saya memberikan saran kepada teman-teman lainnya yaitu Kelurahan Argasunya, tidak sedikit orang mengatakan untuk mengatasi suatu permasalahan di suatu wilayah bisa berangkat dari permasalahan daerah itu sendiri atau potensi daerahnya seperti apa. berangkat dari situ akhirnya ketemu bahwa Argasunya mempunyai permasalahan seperti masih belum optimalnya pengolahan sampah, karena di kelurahan Argasunya ada tempat yang digunakan untuk tempat pembuangan akhir. Untuk lebih jelas dan mengenal Kelurahan Argasunya tim inti pun berangkan ke kantor kelurahan untuk ngobrol panjang lebar tentang kelurahan Argasunya. Beliau adalah Pak Dadang yang menjadi narasumber kita, ada hal menarik dari pembicaraan antara kami dan pak dadang yaitu budaya di salah satu wilayahnya, pondok pesantren benda kerep budaya dan tradisinya masih sangat kental sekali. namun bukan itu yang menjadi tujuan kami pada waktu itu hehe
Setelah ngobrol panjang dan lebar dengan pak dadang, kami melihat-lihat daerah tempat pembuangan akhirnya. luas sekali untuk seukuruan tempat pembuangan akhir. kurang lebih seperti lapangan sepakbola, bahkan bisa saja lebih luas. Maaf kami tidak bisa mengukurnya karena tidak membawa penggaris waktu itu. kan divisi peralatan belum terbentuk hehe. Nah bisa kalian lihat, gambar di atas merupakan tumpukan sampah yang begitu banyaknya di pinggiran jalan menuju tempat pembuangan akhir. Semoga pemerintah setempat segera membenahi hal-hal demikian karena sayang sekali jalan tersebut adalah jalan menuju ke tempat yang menjadi potensi wisata ala Argasunya.
lanjut ke wilayah lain dari Argasunya yang bisa menjadikan potensi adalah ada tempat tinggi bisa melihat langsung kota cirebon kemudian juga tempat itu bisa menjadi potensi wisata wilayah Argasunya jika dikembangkan lagi
Itulah yang saya maksud tempat berpotensi untuk dijadikan pariwisata baru. Tinggal mau atau tidak untuk mengembangkannya. Bagus kan? bagus lah karena kalau kalian liat langsung bisa jadi terpesona aku terpesona memandang mandang wajahmu yang manis melihat ciptaan Allah SWT yang sangat indah. Dah lah segitu dulu ya sampai jumpa nanti kita bercerita manis lagi tentang esbor 2021. Ahh muaantap!!!
Komentar
Posting Komentar